* Nama tafsir karya Buya Hamka ini sudah terkenal. Tapi baru akhir-akhir ini aku dapat membacanya lebih detail, alhamdulillah.
* Dalam tafsirnya, Buya biasa mendiskusikan pendapat ahli tafsir seperti Abu Ja’far, Ibnu Katsir, Ar Razi, Ibnu Hajar, Al Qasimi, dan lain-lain.
* Hebatnya, dalam tafsir ini beliau sudah membahas kisah “Gharaniq”. Setelah menyebut pendapat ulama-ulama, beliau simpulkan itu kisah PALSU. Di zaman modern, Syaikh Al Albani juga membahas kisah itu, lalu menarik kesimpulan sama.
* Hebatnya, Buya Hamka sangat mengapresiasi Tafsir Azh-Zhilal karya Sayyid Quthb. Berkali-kali beliau sebut sang tokoh dengan kata-kata “penafsir kita” dan “asy syahid”. Hal seperti ini baru aku ketahui.
* Meskipun tidak sekolah formal, Buya kaya pengalaman, di kampung, dalam politik, maupun di dunia Islam. Kitab tafsirnya sering dibumbui kisah-kisah pengalaman hidup.
* Satu contoh sikap yg dianut Buya: Kalau diminta menjadi imam Shalat Subuh di masjid, beliau tanya dulu “di sini memakai doa Qunut?” Kalau memakai, beliau pun baca doa Qunut. Begitu juga kalau mau Shalat Tarawih, beliau tanya “di sini berapa rakaat?” Itu karena saking cintanya dengan PERSATUAN UMMAT.
* Demikian sekilas tentang Tafsir Al Azhar. Semoga manfaat dan mendapat taufiq Allah. Amin.
