* Nama pemuda itu Ahmad Husein Harqan. Asal dari Mesir. Katanya dia mantan penghafal Al Qur’an. Sekarang jadi atheis. Na’udzubillah min dzalik.
* Sebenarnya dia bukan syaikh, masih anak muda. Konon, dia 5 tahun berguru pada Syaikh Yasir Burhami.
* Dalam analisis di sebuah blog dikatakan: “Model keislaman ala Salafi rentan sekali, sebab dasarnya adalah kepercayaan pada teks, dan memusuhi penalaran rasional. Begitu seorang Salafi mau berpikir kritis, maka dasar-dasar keimanan Salafi langsung rontok. Ahmad Husein Harqan contoh yang sangat bag us.”
* BANTAHAN…
* (1). Justru berpegang kepada TEKS itu sangat kokoh. Dilukiskan spt Al Urwah Al Wutsqa. Tali yang sangat kokoh.
* (2). Ahmad Harqan itu tampaknya memahami Al Qur’an dengan nalar sekelas anak SMP/SMA, jadi wajar kalau masih galaw.
* (3). Anehnya, anak muda itu, sebagai orang Arab, enggan belajar SASTRA ARAB. Kalau dia belajar, pasti tidak buruk sangka kepada Al Qur’an.
* (4). Bantahan yang sangat telak: memang untuk memahami ilmu-ilmu Syariat dg berbagai cabang-cabangnya, tidak butuh rasio? Dari mana akan paham kalau otak gak jalan?
* (5). Bantahan terakhir, sebuah FAKTA BESAR, di dunia kini ada 1 miliar Muslim lebih. Mayoritas mereka berpegang kepada TEKS. Jadi kamu mau apa?
* Kita beragama tanpa rasio, bagaimana akan memahami? Tapi dalam Syariat, rasio dikendalikan oleh ayat-ayat dan hadits Nabawiyah yang suci.
* Begitu dech… Salam manis.
(WeLook).
