Quantcast
Channel: POJOK LANGIT BIRU
Viewing all articles
Browse latest Browse all 423

Tolonglah Muslim Rogingya, Saudaraku!

$
0
0

Kaum Muslimin-Muslimat, Mukminin-Mukminat dimana pun Anda berada.

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Saudaraku rahimakumullah, dalam setahun terakhir ini negeri kita, terutama di Pantai Barat Sumatera, banyak kedatangan tamu-tamu kaum Muslimin Rohingya. Mereka terusir dari negerinya setelah mengalami pembantaian, pembunuhan, genosida, pengusiran secara massif oleh kaum Budha di Myanmar (Burma). Demi menyelamatkan diri, keluarga, dan kehidupan mereka menempuh perjalanan lautan yang sangat berbahaya. Alhamdulillah, sebagian sampai di Indonesia, ada yang sampai di Aceh, Sumatera Utara, dan lainnya.

Nasib saudara-saudara kita Muslim Rohingya itu sangat mengenaskan. Di negerinya mereka dibunuh, diusir, jadi sasaran kezhaliman. Ketika masuk ke wilayah Bangladesh, pemerintah disana juga tidak ramah. Mungkin karena sama-sama miskin, kaum Banggali tidak menerima masuknya Muslim Rohingya. Kemudian mereka terlunta-lunta di lautan, ada yang tenggelam, kelaparan, meninggal di jalan, dan seterusnya.

Kelak Kita Kan Ditanya oleh Nabi Saw tentang Saudara Kita, Muslim Rohingya. Bersiaplah!

Kelak Kita Kan Ditanya oleh Nabi Saw tentang Saudara Kita, Muslim Rohingya. Bersiaplah!

Anehnya, ketika mereka masuk ke negeri kita, dengan tujuan ke Australia; kita tidak bersikap baik kepada tamu-tamu Rasulullah ini. Karena mereka adalah Muslim, fakir-miskin, terusir dari negerinya, terlunta-lunta karena mengikuti agamanya. Rasulullah Saw sangat perhatian terhadap nasib kaumnya itu, meskipun secara keagamaan mereka masih minim. Setidaknya mereka adalah Muslim, menjadi korban kekerasan karena agama, dan mereka dalam SAFAR (sebagai Ibnu Sabil).

Kita kaum Muslimin tidak menerima mereka, tidak memberi bekalan dan bantuan atas penderitaan mereka. Kita tak melindungi mereka. Negeri kita yang kaya-raya ini seolah tidak memiliki apa-apa untuk dibagi dengan kaum Muslimin Rohingya. Kekayaan negeri ini adalah rizki dan anugerah Allah, tapi kita seolah memonopoli semua itu. Mengapa tidak kita berikan bantuan, berikan perbekalan, atau berikan perlindungan kepada mereka? Setidaknya, kalau kita tak mau menerima mereka, janganlah mempersulit perjalanan mereka untuk mencari penghidupan di muka bumi ini.

Sangat menyedihkan kala kita membiarkan Muslim Rohingya, menahan mereka agar tidak meneruskan perjalanan laut, sementara kita sendiri tak mau membantu mereka. Apa nanti yang akan kita katakan kepada Nabi Saw kalau beliau bertanya tentang Muslim Rohingya ini? Mereka adalah bagian dari kata beliau: Ummati, ummati, ummati (ummat ku).

Setiap Mukmin terikat sikap saling tolong-menolong dengan sesamanya. Allah Ta’ala berfirman: “Innamal mukminuna wal mukminati ba’dhuhum auliya’u ba’dhin” (bahwa orang Mukmin laki-laki dan Mukmin wanita itu, satu sama lain saling tolong-menolong).

Nabi Saw juga bersabda: “Al Muslimu akhul Muslimi, laa yazhlimuhu wa laa yuslimuhu” (Muslim itu saudara Muslim yang lain, tak boleh menzhaliminya atau membiarkannya dizhalimi).

Nabi Saw juga bersabda: “Wallahu fi ‘aunil abdi idza kaanal ‘abdu fi ‘auni akhih” (dan Allah itu akan senantiasa menaungi seorang hamba selama hamba itu menaungi saudaranya).

Kami ingatkan kaum Muslimin untuk mendesak pemerintah Pusat dan pemerintah daerah, termasuk otoritas pemerintahan di Aceh, agar mereka membantu kaum Muslim Rohingya, memberi bantuan pangan dan kesehatan; memberi tempat bernaung dan berteduh sementara kepada mereka; serta membiarkan mereka meneruskan perjalanan, jika mereka bermaksud menuju negara lain; atau membantu mereka kembali ke negerinya, kalau kita benar-benar tak mampu membantu.

Kita tak akan mati dengan berbagi riszki kepada Muslim Rohingya; kita tak akan miskin dengan memberi mereka bantuan makan dan obat-obatan; kita tak akan hancur karena memberi mereka tempat berteduh dan perlindungan (suaka).

Andaikan kita abaikan mereka, kita berlaku zhalim atas mereka, lalu bagaimana kelak kita akan menghadapi Allah Ta’ala dan kesaksian Rasul-Nya Shallallah ‘Alaihi Wasallam?

Selain kita perlu terus gaungkan seruan pembubaran DENSUS 88 (adzabullahu ‘alaihim wa li kulli ansharihim), dukung perjuangan Ahlus Sunnah di Suriah; kita juga perlu memberi perhatian dan dukungan terhadap kaum fakir-miskin Muslim Rohingya ini. Tunjukkan kepada mereka, bahwa kita bersaudara dan saling tolong-menolong di bawah bendera: Laa ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah.

Saudaraku, andaikan kita tak mau menolong mereka, karena saking bakhil-nya hati dan jiwa kita; setidaknya, biarkan mereka (Muslim Rohingya) bebas untuk mencari jalan kemana saja mereka ingin menuju. Bumi Allah ini luas, kalau di Indonesia mereka tak dapat penghidupan, insya Allah di tempat lain mereka akan mendapat rahmat Allah. Amin ya Mujibas sa’ilin.

Jangan sampai Anda bakhil untuk membantu; tetapi malah menyusahkan mereka, semata untuk memuaskan perasaan kaum kafirin yang tidak mau kedatangan mereka di negerinya.

Tolonglah Muslim Rohingya, agar Allah menolong kehidupanmu. Mereka itu tamu Rasulullah di negeri kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

(Blog Pustaka Langit Biru).



Viewing all articles
Browse latest Browse all 423

Trending Articles