* Faktanya, Jum’atan di Masjidil Haram dengan adzan dua kali.
* Fakta juga, Shalat Tarawih di Masjidil Haram 23 rakaat, dilaksanakan dua-dua.
* Jadi ibadah Wahabi mirip NU. Itu juga yang disampaikan Prof. Dr. Ali Mustofa Ya’qub.
* Sebagai orang alim ilmu dan realitas, Profesor Ali menafikan pendapat pribadinya, dengan mengutamakan PERSATUAN UMMAT. Padahal beliau juga punya kritik kepada pendapat Salafi.
* Sama seperti Imam Syafi’i yang suatu ketika tidak QUNUT SHUBUH, karena menghormati pandangan gurunya, Imam Malik. Bagi Sang Imam, ilmu tidak cukup, bila tanpa adab.
* Tahun 1999, dilaksanakan Pemilu demokrasi pertama setelah Reformasi. Saat itu Hadratus Syaikh Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki rahimahullah sengaja datang ke Tanah Air. Beliau dukung gerakan politik mantan Ketua Muhammadiyah, Prof. Amien Rais dengan Partai PAN. Sampai dibuatkan poster dengan foto beliau, Bung Amien, dan logo PAN. Jarang sekali Syaikh Alawi Al Maliki sampai “turun gunung” seperti itu.
* Seolah, sebelum wafatnya, beliau ingin meninggalkan WARISAN UKHUWWAH ISLAMIYAH di tengah Ummat. Tapi sayang, murid-murid beliau di Nusantara, lebih suka mengikuti irama adu domba kaum Syiah. Astaghfirullah.
* Apa yang dilakukan Sayyid Alawi Al Maliki rahimahullah, serupa dengan WARISAN UKHUWWAH dari Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyari rahimahullah. Beliau dukung kesatuan wadah politik Islam, dalam Partai Masyumi.
* Hanya di zaman sekarang banyak penggiat Aswaja yang mengingkari teladan guru-gurunya. Sayang, gurunya sendiri dibelakangi.
* SEMAKIN manusia berilmu, semakin bijak sikapnya.
* Shalahuddin Al Ayyubi rahimahullah, sebagai pengikut Asy’ariyah; beliau tak akan sukses merebut Baitul Maqdis dan memenangi Perang Salib; sebelum MENYATUKAN FRONT ISLAM di Mesir, Al Jazirah, dan Syam.
* Seharusnya kita paham, mana HAK PRIBADI untuk memilih suatu pendapat; dan mana HAK UMMAT yang secara mutlak butuh persatuan.
* Nabi Saw mensyariatkan SHALAT JAMAAH. Bahkan Shalat Tarawih Ramadhan. Esensinya adalah IBADAH UKHUWWAH antar sesama Muslim.
* Apa Anda berniat mengingkari Syariat Sayyidul Mursalin Saw juga? Jangan ya.
* Semoga kita dapat mengambil hikmah. Amin ya Rabbana.
(OnFire).
